Mengenal Lebih Jauh Sindrom Moebius Pada Saraf Otak Anak

Mengenal Lebih Jauh Sindrom Moebius Pada Saraf Otak Anak

Mengenal Lebih Jauh Sindrom Moebius Pada Saraf Otak Anak – Sindrom Moebius adalah kondisi neurologis langka yang terutama mempengaruhi otot-otot yang mengontrol ekspresi wajah dan gerakan mata. Tanda dan gejala kondisi ini sudah ada sejak lahir.

child-neuro-jp

Mengenal Lebih Jauh Sindrom Moebius Pada Saraf Otak Anak

child-neuro-jp – Kelemahan atau kelumpuhan otot-otot wajah adalah salah satu ciri paling umum dari sindrom Moebius. Individu yang terkena tidak memiliki ekspresi wajah; mereka tidak bisa tersenyum, mengerutkan kening, atau mengangkat alis mereka. Kelemahan otot juga menyebabkan masalah dengan makan yang menjadi jelas pada awal masa bayi.

Banyak orang dengan sindrom Moebius dilahirkan dengan dagu kecil ( micrognathia ) dan mulut kecil ( microstomia ) dengan lidah pendek atau berbentuk tidak biasa. Atap mulut mungkin memiliki bukaan yang tidak normal ( langit-langit sumbing ) atau menjadi tinggi dan melengkung. Kelainan ini berkontribusi pada masalah bicara, yang terjadi pada banyak anak dengan sindrom Moebius. Kelainan gigi, termasuk gigi yang hilang dan tidak sejajar , juga sering terjadi.

Baca Juga : Mengenal Tanda dan Gejala Hidrosefalus Pada Saraf Otak Anak

Sindrom Moebius juga mempengaruhi otot-otot yang mengontrol gerakan mata bolak-balik. Individu yang terkena harus menggerakkan kepala mereka dari sisi ke sisi untuk membaca atau mengikuti pergerakan objek. Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan melakukan kontak mata, dan mata mereka mungkin tidak melihat ke arah yang sama (strabismus). Selain itu, kelopak mata mungkin tidak menutup sepenuhnya saat berkedip atau tidur, yang dapat menyebabkan mata kering atau iritasi.

Fitur lain dari sindrom Moebius bisa melingkupi keanehan tulang di tangan serta kaki, otot lemas( hipotonia), serta kendala pendengaran. Kanak- kanak yang terserang kerap hadapi keterlambatan kemajuan keahlian motorik( semacam merangkak serta berjalan), walaupun beberapa besar kesimpulannya mendapatkan keahlian ini.

Sebagian riset membuktikan kalau anak- anak dengan sindrom Moebius lebih bisa jadi dari anak- anak yang tidak terbawa- bawa buat mempunyai karakter kendala cakupan autisme, yang ialah segerombol situasi yang diisyarati dengan kendala komunikasi serta interaksi sosial. Tetapi, riset terkini mempersoalkan ikatan ini.

Karena orang dengan sindrom Moebius mengalami kesulitan dengan kontak mata dan bicara karena perbedaan fisik mereka, gangguan spektrum autisme bisa sulit didiagnosis pada individu ini. Sindrom Moebius juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kecacatan intelektual; namun, sebagian besar individu yang terkena memiliki kecerdasan normal.

Pemicu sindrom Moebius tidak dikenal, walaupun situasi itu mungkin diakibatkan oleh campuran aspek area serta genetik. Para periset lagi bertugas buat mengenali serta melukiskan gen khusus yang terpaut dengan situasi ini. Kendala ini kelihatannya terpaut dengan pergantian di wilayah khusus dari kromosom 3, 10, ataupun 13 di sebagian keluarga. Obat- obatan khusus yang diminum sepanjang kehamilan serta penyalahgunaan obat- obatan semacam kokain pula bisa jadi aspek resiko sindrom Moebius.

Banyak tanda dan gejala sindrom Moebius akibat tidak adanya atau keterbelakangan saraf kranial VI dan VII . Saraf ini, yang muncul dari batang otak di bagian belakang otak, mengontrol gerakan mata maju mundur dan ekspresi wajah. Gangguan ini juga dapat mempengaruhi saraf kranial lainnya yang penting untuk berbicara, mengunyah, dan menelan. Perkembangan saraf kranial yang tidak normal menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan otot wajah yang merupakan karakteristik dari sindrom Moebius.

Para periset memperkirakan kalau sindrom Moebius bisa terjalin dampak pergantian gerakan darah ke batang otak sepanjang langkah dini kemajuan benih. Tetapi, tidak nyata apa yang menimbulkan pergantian ini terjalin serta kenapa mereka dengan cara spesial mengusik kemajuan saraf kranial VI serta VII. Apalagi lebih sedikit yang dikenal mengenai pemicu sebagian ciri serta pertanda lain dari situasi ini, tercantum keanehan tangan serta kaki.

Penyakit warisan

Sebagian besar kasus sindrom Moebius bertabiat sporadis, yang berarti terangkai pada orang yang tidak memiliki riwayat hambatan dalam keluarga mereka. Sebagian kecil dari semua kasus telah dikabarkan terangkai dalam keluarga; namun, suasana itu tidak memiliki satu pola pewarisan yang jelas.

Gejala Sindrom Moebius

Orang dengan sindrom Moebius mengalami:

  • Kelemahan atau kelumpuhan total otot-otot wajah facial
  • Kesusahan memakan ataupun mengisap
  • Kesusahan berbicara serta kerap menghasilkan air liur
  • Ketidak mampuan buat membuat mimik muka wajah, tercantum tersenyum, mengerutkan alis, mengangkat alis, melipat bibir ataupun menutup mata
  • Celah langit-langit
  • Masalah gigi
  • Masalah tangan dan kaki termasuk club foot dan jari-jari yang hilang atau menyatu (sindaktili)
  • Masalah pendengaran
  • Langit-langit tinggi
  • Mata iritasi dan kering
  • Keterlambatan motorik
  • Sindrom Polandia (anomali dinding dada dan ekstremitas atas)
  • Strabismus (mata juling)

Pengobatan Sindrom Moebius

Pemeliharaan kedokteran anak Kamu hendak membutuhkan bermacam ahli, tercantum pakar saraf, dokter mata, pakar operasi plastik, pakar THT serta pakar patologi ucapan.

Sindrom Moebius dapat berdampak pada saraf kranial yang bertanggung jawab untuk mengontrol otot-otot di lidah, rahang, laring dan tenggorokan, serta otot-otot yang menghasilkan bicara. Akibatnya, anak-anak dengan sindrom Moebius mungkin kesulitan dengan artikulasi dan resonansi yang tepat. Kasus sindrom Moebius yang parah mungkin juga memerlukan botol atau selang makanan khusus untuk membantu nutrisi yang tepat.

Namun, kesulitan makan cenderung membaik seiring bertambahnya usia ketika anak-anak mengembangkan kontrol motorik yang tepat. Terapi fisik dan wicara dapat membantu anak-anak mendapatkan kontrol yang lebih besar dalam berbicara dan makan, serta meningkatkan koordinasi dan keterampilan motorik secara keseluruhan.

Kesulitan makan juga dapat menyebabkan akumulasi makanan di belakang gigi, menyebabkan pembusukan. Flossing dan menyikat gigi yang sering dapat membantu mencegah penumpukan dan kerusakan pada gigi dan gusi. Untuk anak-anak dengan celah langit-langit, ortodontik mungkin diperlukan untuk menyelaraskan gigi dan rahang.

Operasi bisa jadi dibutuhkan buat menolong membenarkan strabismus( mata sendeng) ataupun buat mengirim saraf serta otot ke wajah, tingkatkan keahlian buat mesem. Operasi rekonstruktif pula bisa menolong menanggulangi perbandingan wajah, badan badan, serta rahang.

Penyebab Sindrom Moebius

Pemicu penting sindrom Moebius tidak dikenal serta beberapa besar permasalahan terjalin dengan cara sporadis. Sedangkan kesusastraan kedokteran menyuguhkan filosofi yang silih berlawanan, beberapa besar riset membuktikan campuran aspek resiko genetik serta area. Sebagian permasalahan membuktikan kenaikan resiko penjangkitan situasi dari orang berumur ke anak. Keluarga berbadan dua dengan riwayat sindrom Moebius bisa mengutip khasiat dari pengarahan genetik.

Yang perlu anda ketahui

  • Sindrom Moebius adalah jenis kelumpuhan wajah bawaan atau kelumpuhan.
  • Kondisi ini biasanya mempengaruhi kedua sisi wajah.
  • Sementara para peneliti belum mengidentifikasi penyebab sindrom Moebius, penelitian menunjukkan kombinasi faktor risiko genetik dan lingkungan.
  • Mengobati sindrom Moebius mungkin memerlukan tim dokter untuk mengatasi gejala, termasuk langit-langit mulut sumbing , mata juling dan kesulitan makan, berbicara, mendengar atau mengendalikan ekspresi wajah dan fungsi.

Sindrom Moebius awalnya dijelaskan oleh dokter mata Jerman Alfred Graefe pada tahun 1880, tetapi dinamai untuk ahli saraf Jerman Paul Julius Moebius, yang melaporkan fitur kondisi ini pada tahun 1888.

Baca Juga : Manfaat Olahraga bagi Kesehatan Tubuh Anak

Insiden sindrom Moebius kira-kira 2 sampai 20 kasus per juta kelahiran. Kondisi tersebut terjadi pada semua etnis. Tidak ada bias gender (laki-laki dan perempuan sama-sama terpengaruh). Saat ini, etiologi sindrom Moebius saat ini kurang dipahami, tetapi mungkin karena faktor genetik dan/atau lingkungan.

Dalam kasus yang sangat jarang, perubahan gen tertentu dapat menjadi penyebab sindrom Moebius. Selain itu, ada beberapa kondisi terpisah lainnya yang mirip dengan sindrom Moebius yang telah mengidentifikasi etiologi genetik.