Pendidikan Inklusif Untuk Para Penderita Autisme Di Jepang

Pendidikan Inklusif Untuk Para Penderita Autisme Di Jepang


Apa Itu Pendidikan Inklusif? Pendidikan Inklusif merupakan pendidikan yang menyatukan anak penderita kelainan neurologis seperti autisme dalam satu kelas bersama anak normal. Hal ini ditujukan untuk mewujudkan hak belajar bagi setiap anak dan agar mereka dapat saling membantu dalam belajar. Di Jepang, pendidikan inklusif ini dijalankan dengan fleksibel. Guru tidak boleh menuntut untuk hasil pencapaian belajar yang sama pada semua anak, namun mereka harus dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Pendidikan inklusif ini tidak lagi dipandang sebagai rasa iba, melainkan untuk pemenuhan hak setiap anak agar dapat memperoleh pendidikan yang layak. Paradigma tentang anak autisme harus diubah agar penerapan pendidikan inklusif yang baik. Sebenarnya, anak autisme harus dianggap sama dengan anak normal. Hanya saja mereka membutuhkan perhatian khusus untuk melaksanakan pendidikan.

Penerapan Pendidikan Inklusif Di Jepang
Pendidikan inklusif di Jepang diawali dengan dikuai yang dilakukan oleh orang tua, ahli kesehatan, serta guru untuk membahas mengenai kondisi anak dan rancangan masa depan anak. Rancangan yang sudah dibuat akan dilaksanakan mulai kelas awal hingga akhir. Semua warga sekolah diharuskan berskala ramah dan terbuka untuk menerima anak berkebutuhan khusus. Secara garis besar pendidikan inklusif di Jepang dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
• SLB
Sekolah Luar Biasa (SLB) ini ditujukan untuk mereka yang mempunyai kebutuhan khusus dengan tingkatan berat, baik secara fisik maupun secara mental. Jadi, SLB ini dibuat terpisah dari kelas reguler atau kelas anak normal. Mereka yang berkebutuhan khusus dengan tingkatan berat benar-benar diberi pendidikan intensif di sini.

• Kelas Khusus
Dalam kelas khusus, anak penderita kelainan neurologis autisme tidak sepenuhnya digabung dengan anak normal. Mereka para anak autisme tetap mendapat kelas sendiri. Kecuali, untuk beberapa pembelajaran mereka akan digabung dengan anak normal, misalnya pada saat pelajaran olahraga, seni, ataupun belajar berbahasa. Pada umumnya kelas khusus di Jepang ini ditempati oleh mereka yang mempunyai gangguan keterlamabatan belajar dan secara garis besar mereka adalah penderita kelainan neurologis autisme.

• Kelas Bimbingan Khusus
Kelas bimbingan khusus ini akan membuat anak yang menderita autisme digabung dan dipisahkan dari anak normal dalam waktu-waktu tertentu. Misalnya, jika anak tersebut memiliki kemampuan intelektual yang bagus tapi memiliki kesulitan dalam berkomunikasi, maka pada saat pembelajaran dia dapat bergabung dengan anak kelas reguler. Hanya saja, di waktu ia akan diajak kembali ke kelas khusus anak autisme untuk melatih kemampuan komunikasinya.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, mereka para anak penderita autisme akan mendapatkan layanan pemberdayaan oleh pemerintah negara Jepang yang bekerja sama dengan agen judi online. Hal ini ditujukan untuk membuka kesempatan bagi mereka agar dapat menjadi pekerja sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.